Lamongan-Alhamdulillah. Kalimat itu layaknya pantas diucapkan menyusul pengumuman kuota siswa yang dinyatakan layak mengikuti tahapan berikutnya dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2019. Siswa MAN 1 Lamongan mendapat jatah 40 persen sesuai dengan grade madrasah terakreditasi A, sebagaimana sekolah dan madrasah lain yang memiliki status sama.
Dari penelusuran data yang masuk kuota 40 persen tersebut, tercata ada sebanyak 163 siswa MAN 1 Lamongan dinyatakan lolos mengikuti tahapan berikutnya dalam SNMPTN 2019. Dari total 163 siswa tersebut, siswa paling banyak diterima masuk kuota berasal dari kelas MIPA-3. Kelas ini berhasil menyumbang 27 siswa, disusul siswa kelas XII MIPA-7 sebanyak 20 siswa, MIPA-5 (12 siswa), MIPA-6 (12 siswa), MIPA-4 (11 siswa), MIPA-1 (7 siswa), MIPA-2 (7 siswa), MIPA-8 (3 siswa).
Jadi, total siswa MIPA tercatat berjumlah sebanyak 99 siswa Sementara siswa program Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB) terdata sebanyak 12 siswa, program Ilmu-ilmu Keagamaan (IIK) sebanyak 11 siswa, program IPS sebanyak 41 siswa.Dari 41 siswa IPS itu, sebanyak 24 siswa merupakan siswa kelas XII IPS-2, sementara sisanya dari kelas XII IPS-1 sebanyak 12 siswa dan IPS-3 (5 siswa).
Mereka dinyatakan lolos masuk kuota untuk mengikuti tahapan SNMPTN berikutnya oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). LTMPT adalah lembaga penyelenggara tes masuk perguruan tinggi bagi calon mahasiswa baru. Lembaga ini berada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI.
Koordinator Bimbingan Konseling (BK) MAN 1 Lamongan Zuhrotun Nisak mengaku lega dengan adanya pengumuman kuota 40 persen tersebut.Paling tidak, lanjut dia, dengan adanya pengumuman ini, pihaknya bisa menentukan langka dan strategi selanjutnya agar semua siswa yang masuk kuota tersebut bisa lolos dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit sesuai keingingan masing-masing siswa.
“Kami akan memberikan arahan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Bagi kami, bimbingan ini sangat penting karena untuk bisa menembus PTN-PTN favorit butuh strategi tersendiri,” ungkap Zuhrotun.
Dikatakan, strategi memilih PTN merupakan hal penting karena masing-masing PTN punya grade sendiri-sendiri dan juga punya jumlah kompetitor tidak sama. Bila salah menganalisa di dalam menentukan pilihan PTN dan jurusan, maka taruhannya adalah kegagalan masuk PTN. “Ini yang kami lakukan tiap tahunnya. Kita beri arahan menyesuaikan keinginan dan pilihan siswa dengan grade perguruan tinggi yang ada,” terangnya.
Pihaknya tidak ingin kesalahan menganalisa pilihan menjadi faktor kegagalan masuk PTN karena sekarang ini tinggal satu langka untuk mewujudkan keinginan siswa yang masuk kuota. Makanya, pihaknya terus intensif memberikan arahan berdasar pengalaman yang sudah dimiliki setiap tahunnya. Selain memberikan bimbingan pada siswa yang masuk kuota SNMPTN, lanjut dia, pihaknya juga memberikan arahan dan bimbingan pada siswa lainnya. Semua diberi bimbingan dan arahan sama untuk bisa kuliah dan juga kerja.
“Termasuk arahan dan bimbingan untuk mendapat beasiswa bidik misi,” jelas dia di sela-sela acara sosialisasi bidik misi BK MAN 1 Lamongan di masjid Darussalam.
Sementara itu, guru BK Diah Andayani menambahkan bahwa siswa yang masuk kuota ikut SNMPTN 2019 memiliki jatah untuk memilih dua PTN dan dua program studi (prodi). “Kita berharap semua yang masuk kuota SNMPTN bisa diterima semua,” harap Diah diamini guru BK lainnya Susilowati.
Kerja keras team BK memang patut diacungi jempol. Paling tidak, siswa yang berhasil masuk ke PTN setiap tahunnya cukup banyak. Sesuai data, pada penerimaan mahasiswa 2018 lalu, total jumlah siswa yang berhasil diterima di PTN sebanyak 203 siswa dari total 397 alumni yang keluar. Jumlah itu masih memungkinkan bertambah karena yang belum terdeksi masih ada. Mereka menyebar ke sejumlah PTN ternama di tanah air. Bahkan ada yang diterima sebagai mahasiswa kedokteran di Universitas Brawijaya (UB) Malang dan kedokteran Universitas Jember (Unej). Sisanya tersebar di ITS, IPB Bogor, Unair, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Malang (UM), Undip Semarang, Unesa, dan sejumlah perguruan tinggi negeri lainnya. (roudlon)