Lamongan-Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan terus mematangkan diri menjadi madrasah penyelenggara program Sistem Kredit Semester (SKS). Salah satunya dilakukan dengan menggelar kegiatan In House Training (IHT) Kurikulum 2013. Kegiatan digelar selama tiga hari, dan puncaknya dilaksanakan dengan menghadirkan instruktur nasional, Dr H. Saiful Bahri, S.Ag, S.Pd, M.Pd, Sabtu (6/4/2019).
Kegiatan yang dipusatkan di aula madrasah tersebut diikuti seluruh dewan guru MAN 1 Lamongan. Di bawah bimbingan Saiful Bahri yang juga merupakan anggota Tim Pengembang Kurikulum Direktorat PSMA Kemendikbud RI ini, para guru dibimbing menelaah kembali program SKS yang sudah dijalankan oleh sejumlah madrasah, termasuk MAN 1 Lamongan. “Program SKS sebenarnya tidak susah. Yang susah itu orangnya, bukan programnya. Mari kita belajar berubah,” ajak Saiful Bahri memberi semangat.
Dikatakan, semangat penerapan program SKS sebenarnya adalah untuk pelayanan. Dengan program SKS, lembaga pendidikan bisa memberikan fasilitas lebih bagi peserta didik untuk bisa menempuh pendidikannya secara cepat, dua tahun bagi siswa yang benar-benar mampu. Dengan program SKS, lanjut salah satu penyusun soal Ujian Nasional ini, peserta didik yang pintar tidak perlu harus menunggu tiga tahun untuk menyelesaikan pendidikannya di tingkat SLTA. “Dan ini akan membuat sistem pendidikan menjadi sehat. Anak didik akhirnya terpacu untuk belajar bila tidak ingin tertinggal,” tutur dia.
Pola percepatannya, kata dia, bisa dibuat dengan beberapa model. Bisa tiga semester hanya ditempuh satu tahun di tahun pertama masuk atau tiga semesternya ditempuh di tahun kedua masuk. Karena dalam penerapan SKS tidak ada istilah kenaikan kelas. Anak yang lulus bisa langsung mendapat raport. Sementara anak didik yang belum menuntaskan pembelajarannya hanya akan mendapat KHS (Kartu Hasil Studi). “Kalau sudah tuntas, baru menerima raport untuk bisa mengikuti semester berikutnya,” jelas dia.
Dan untuk bisa menerapkan berbagai model tersebut, lanjut dia, dibutuhkan pegangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) bagi setiap guru untuk mengukur capaian belajar siswa. Makanya, keberadaan UKBM sangat penting sekali dalam penerapan program SKS. Dengan UKBM, kata dia, capaian siswa anak diukur. “Apakah sudah menuntaskan pembelajarannya sesuai kompetensi dasar (KD) masing-masing mata pelajaran atau belum,” ucap dia.
Saiful Bahri pun kemudian memberikan bimbingan secara khusus dalam membuat UKBM. Ia tahun semua guru MAN 1 Lamongan sudah memiliki UKBM dalam menerapkan sistem SKS selama ini. Namun, dirinya merasa perlu untuk mematangkan kembali penyusunan UKBM agar benar-benar bisa diterapkan di dalam mengukur capaian kegiatan belajar siswa.
Dikatakan, UKBM digunakan sebagai pedoman belajar parsial sesuai rencana pembelajaran tahap pendahuluan, inti, dan penutup. UKBM disusun dengan menggunakan pendekatan personal untuk merealisasi rencana pembelajaran dari tahap pendahuluan, inti dan penutup. UKBM disajikan dengan penjelasan secara instruktif berupa sapaan, ajakan, dan tuntunan disertai grafis yang mendukung sehingga peserta didik dapat secara mandiri memproses pikirannya.
“UKBM disusun berbasis RPP. Jadi, RPP harus sudah tuntas,” tegasnya seraya memberikan bimbingan cara menyusun UKBM dan RPP abad 21.
Diingkatkan, penyusunan UKBM harus dibuat dengan semangat kecakapan abad 21 dengan soal-soal HOTS. Dikatakan, membuat soal HOTS itu tidak sulit. Soal HOTS itu adalah soal nalar. Cirinya, lanjut dia, di dalamnya ada unsur hubungan, perbedaan, atau perbadingan. Bisa dibuat dengan memasukkan unsur-unsur seperti grafik, tabel, trending topik, atau narasi. “Tinggal mau milih unsur mana, silakan. Itu sudah soal HOTS. Tidak susah toh,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh mengaku bersyukur karena Saiful Bahri bisa menyempatkan diri datang untuk memberikan bimbingan mematangkan penerapan program SKS. Dirinya berharap sentuhan bimbingan dan arahan dari Saiful Bahri yang merupakan instruktur nasional sekaligus pelaku SKS nasional ini bisa semakin membuat penerapan program SKS di MAN 1 Lamongan sekian matang dan sempurna.
“Secara SK, MAN 1 Lamongan ini termasuk madrasah senior dalam penerapan SKS. Kita ingin tetap mempertahankan SK yang sudah diamanahkan kepada kita itu,” ujar orang pertama MAN 1 Lamongan ini.
Sementara itu, Waka Kurikulum Suminto mengatakan pihaknya terus memperkuat team SKS agar penerapan dan pelaksanaannya bisa berjalan maksimal. Kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan bagian dari keinginan untuk mewujudkan rencana tersebut. “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bisa berjalan baik,” harap dia.
Sebelum kegiatan puncak diadakan, kurikulum lebih dulu menggelar kegiatan pendahuluan selama dua hari. Selama dua hari itu, kegiatan difokuskan untuk menelaah dan menyusun kembali UKBM di bawah bimbingan guru yang mampu. Dua guru internal yang dipercaya memberikan bimbingan adalah Roudlon (guru mapel SKI) dan Moch. Masluch (guru mapel Seni Budaya). Hasilnya kemudian dikoreksi dan difinalisasi oleh Saiful Bahri di acara puncak. (roudlon)