Selasa (27/09). Rapat pleno anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sub Unit MAN 1 Lamongan kembali digelar pada Selasa, 27 September 2022 bertempat di aula MAN 1 Lamongan. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 80 orang anggota baik anggota aktif maupun pasif. Meskipun digelar pada hari efektif, anggota DWP tampak begitu gembira dalam mengikuti kegiatan yang sudah lama belum dilaksanakan secara rutin semenjak adanya pandemi covid-19.
Selain pertemuan rutin anggota DWP, agenda rapat pleno kali ini juga mengusung tiga kegiatan sekaligus yaitu (1) Momen perkenalan bagi anggota baru dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2022, (2) Reformasi pengurus DWP, dan (3) Sosialisasi Kesehatan.
Dari 16 anggota baru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2022, hanya beberapa anggota yang izin belum bisa mengikuti kegiatan pertemuan DWP karena hal-hal yang tidak bisa ditinggalkan. Seluruh anggota baru DWP MAN 1 Lamongan dalam sesi perkenalan mengungkapkan rasa bahagianya bisa menjadi bagian dari keluarga besar DWP MAN 1 Lamongan.
Dalam sambutannya sebagai penasihat DWP MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, S.Ag, M.PdI mengungkapkan bahwa dengan berakhirnya masa jabatan pengurus DWP MAN 1 Lamongan periode 2017 – 2022, perlu dilakukan reformasi pengurus untuk melanjutkan estafet organisasi. Dengan susunan pengurus yang baru diharapkan DWP MAN 1 Lamongan dapat mengemban tugas lebih baik lagi dan bisa memberikan kontribusi positif untuk madrasah.
Susunan pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Madrasah Aliyah Negeri 1 Lamongan periode 2022 – 2024 adalah sebagai berikut:
Penasihat : Nur Endah Mahmudah
Ketua : Sri Supatmi Saiful
Ketua I : Anik Purbo Kasduni
Ketua II : Titik Lestari
Sekretaris : Sri Rahmawati Khudori
Wakil Sekretaris : Zumrotus Sa’adah
Bendahara : Uswatin Hasanah Abd. Hadi
Wakil Bendahara : Mufidatul Ma’wah
Bidang Ekonomi : Siti Masulah Midkhol Huda (Koordinator)
Shofiyah
Eva Dina Rahmawati
Bidang Pendidikan : Amik Amanatul Azizah (Koordinator)
Alifatuz Zamzami
Syuhrotun Nafisah
Bidang Sosial Budaya : Robithotul Muhaimin (Koordinator)
Yayuk Mukhayatin
Nina Hardianti Pradani Yasa
Lebih lanjut, Nur Endah Mahmudah juga mengatakan bahwa seorang istri memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung suksesnya karir suami. “Seorang istri hendaknya memiliki sifat ramah, welas asih, penyeimbang, dan menyenangkan bagi suaminya. Kalau suami sedang tidak baik-baik saja, gampang marah, ibaratnya seperti api. Ya, istri harus bisa jadi air. Terlebih bagi seorang ASN yang memiliki tugas besar karena dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi dan juga dedikasi dalam mengemban tugas dengan baik sehingga butuh dukungan anggota DWP selaku pendamping,” lanjutnya.
Pertemuan DWP kali ini juga diisi dengan kegiatan Sosialisasi Kesehatan bersama Griya Sehat Lamongan (Grisela) Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. Menurut dr. Wasi’an, Kabid Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan yang berkesempatan menjadi pembicara, hadirnya Grisela mampu menjadi solusi akan pentingnya kesadaran pelayanan kesehatan yang memadukan pelayanan kesehatan empiris dan komplementer di bawah pengawasan dokter.
Grisela yang bertempat di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo (Kompleks Dinas Kesehatan Kab. Lamongan) memberikan pelayanan kesehatan tradisional melalui akupuntur, akupresur, pijat tradisional, fisioterapi, bekam kering, dan juga spa bayi. Ke depan, Grisela berencana mengembangkan pelayanannya hingga ke ranah kecantikan tradisional.
Untuk saat ini, pelayanan kesehatan di Grisela masih dibatasi pada hari dan jam tertentu juga jumlah pasien yang dapat ditangani dalam setiap harinya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah tenaga medis yang ada di Grisela.
BACA JUGA : Dua siswa Kelas 11 IPS MAN 1 Lamongan meraih juara SCC UNESA
“Jadi, jangan rombongan ya, Bu. Silakan kontak WA dulu sebelum datang agar lebih nyaman,” ucap dr. Wasi’an disela sesi tanya jawab yang diikuti tepuk tangan dari anggota DWP.
Lalu, apa perbedaan pijat di Grisela dengan pijat-pijat pada umumnya?
“Kalau di Grisela, pijat ya bukan pijat biasa. Setelah dilakukan pemijatan tradisional, kita lakukan pendampingan dengan menimbang sisi medis ilmu kesehatan. Bekam juga begitu. Kami memilih bekam kering. Soal manfaat, sama saja dengan bekam basah, hanya saja kami memilih bekam kering dengan pertimbangan untuk menghindari limbah kesehatan yang berupa darah itu, ya. Kalau limbah dari darah tidak boleh dibuang sembarangan, harus diolah dulu sebab kita tidak tahu apakah darah dari bekam tadi dapat menularkan penyakit atau tidak,” jelas dr. Wasi’an.
Antusiasme anggota DWP dalam menyimak penjelasan tentang Grisela tampak begitu tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan oleh anggota DWP terkait dengan pelayanan kesehatan yang ditawarkan oleh Grisela.
“Untuk kegiatan pertemuan rutin, kita upayakan selalu ada agenda untuk kegiatan yang bermanfaat semacam ini, misalnya sosialisasi ataupun pelatihan-pelatihan. Harapannya, pertemuan DWP ini bukan hanya sebagai sarana silaturahmi tetapi juga bisa menjadi salah satu wadah untuk memberikan pendidikan dan mengasah soft skill anggota,” kata Sri Supatmi Saiful di sela-sela rapat penyusunan program kerja bersama pengurus yang baru. ( Hmas Manela )