Lamongan-Kementerian Agama (Kemenag) RI terus memberikan perhatian serius terhadap pelaksanaan program ketrampilan di MAN 1 Lamongan. Rabu (15/9/2021), perwakilan dari Direktorat KSKK Kemenag RI, Bahtiar Rosyadi, M.Pd melakukan visitasi mengunjungi madrasah pimpinan Drs Akhmad Najikh, M.Ag. Kedatangan perwakilan Kemenag RI tersebut didampingi Kasi Pendma Kemenag Kabupaten Lamongan, Drs.H. Masduki Yasin, M.Pd untuk melakukan monitoring terhadap pelaksanaan program ketrampilan MAN 1 Lamongan.
Kedatangan mereka disambut jajaran pimpinan madrasah dan pimpinan program ketrampilan. Tampak di antara mereka adalah Kepala MAN 1 Lamongan Drs Akhmad Najikh, M.Ag, Waka Kurikulum Suminto, M.Pd, Waka Sarpras Sofyan Hadi, S.Pd, Kepala Kepala Bengel Elektro MAN 1 Lamongan Anas Abdul Nasir, S.Pd, MT, Kepala Bengkel dan Desain Produk Agus Zulianto, ST, dan Kepala Bengkel Tata Busana Lailatul Rokhmah, S.Pd.
Dalam kesempatan itu, Bahtiar bukan hanya ingin mendengar laporan pelaksanaan program keterampilan di madrasah di jalan Veteran 43 Lamongan ini. Tetapi juga ingin melihat secara langsung pelaksaaan di lapangan dengan mata kepalanya sendiri. Maka selama di madrasah, orang KSKK ini melakukan kegiatan blusukan dengan mendatangi tempat-tempat penting yang selama ini dijadikan sebagai sentra kegiatan keterampilan bagi siswa-siswi MAN 1 Lamongan.
Tempat pertama yang jadi jujukan dikunjungi adalah bengkel Tata Busana MAN 1 Lamonga yang berada di lantai dasar, di bawah gedung Aula MAN 1 Lamongan. Di bengkel pimpinan Lailatul Rokhmah, S.Pd tersebut, Bahtiar mengamati secara seksama setiap sudut ruangan bengkel tata busana yang dipenuhi karya-karya siswa-siswi MAN 1 Lamongan, selain juga peralatan. Beliau juga tidak jarang memuji hasil karya siswa MAN, termasuk desain busana yang tidak kalah dengan desain ternama nasional di luar sana.
“Sudah bagus ini, tetapi bagaimana desain yang sudah bagus ini bisa dibranding sehingga bisa memiliki nilai jual tinggi di pasaran,” saran Bahtiar Rosyadi penuh serius.
Bahtiar menginginkan agar madrasah ketrampilan seperti MAN 1 Lamongan ini bukan hanya mengajari peserta didiknya sebatas pada konsep teoritis semata, tetapi juga sampai pada tataran pratisnya. Sehingga begitu menjadi alumni, para siswa sudah punya bekal skill keterampilan sesuai dengan kebutunan di era sekarang, meski itu adalah lulusan dari madrasah. Karena itu, dalam kesempatan itu, Bahtiar banyak beri advice karena berharap banyak agar MAN 1 Lamongan yang sudah bagus bisa meningkatkan kualitasnya sebagai madrasah ketrampilan sebagaimana harapan Kemenag RI dan masyarakat.
Beliau kemudian mencontohkan pada ruangan bengkel tata busana. Dia menyarankan agar ruangan tata busana yang ada ini diseting layaknya sebuah indutri, antara satu bagian dengan bagian lain tidak saling mengganggu. Artinya, saran dia, pihak madrasah perlu membangun alur ruangan bengkel tata busana ini layaknya di dunia industry, sehingga siswa yang masuk ke ruangan ini bisa tersetting melakukan kegiatan industry modern saat ini. “Jadi penataan alur itu penting, layaknya benar-benar di dunia industry karena itulah kenyataan yang akan dihadapi siswa nanti,” saran dia seraya menunjukkan contohnya hingga ada ruangan khusus berupa produk karya siswa yang bisa dipajang.
Dengan begitu, lanjur dia, kedepannya, bengkel tata busana MAN 1 Lamongan ini akan dengan sendirinya bisa menjelma sebagai sentra konveksi misalnya. Dan itu sangat memungkinkan dlakukan. Dari sisi proses belajar, siswa akan bisa mendapatkan dari kegiatan di sini, selain juga siswa bisa mendapatkan materi cara mendesain dan memproduksi sekaligus pemasarannya atau marketing. “Dan saya kira ini juga akan sangat menguntunkan dan jadi peluang bisnis tersendiri karena di kota Lamongan ini ternyata tidak ada pusat konveksi besar. Ini bisa digarap,” saran dia.
Semua yang hadir menyimak betul apa yang disampaikan pihak KSKK Kemenag RI tersebut. Bahkan, Kepala Bengkel Tata Busana Lailatul Rokhmah, S.Pd menyela dengan bertanya terkait kekhawatirannya dengan amanat kurikulum yang ada. “Lho, ibu boleh melaksanakan kurikulum yang ada, tapi jangan kaku. Materi kurikulum kan bisa dilakukan dengan banyak inovasi. Justru inilah yang harus dilakukan,” tegas Bahtiar meyakinkan. (roudlon)