Lamongan-Pelaksanaan kegiatan Expo Kampus MAN 1 Lamongan 2019 berlangsung semarak, Sabtu (19/1/2019). Kegiatan ini bukan hanya dimeriahkan sejumlah stan dari 43 perguruan tinggi ternama di tanah air, tapi juga diisi testimoni para alumni yang berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Alumni yang melakukan testimoni adalah Vrisca Aruni Salsa Biela. Alumni siswi kelas XII MIPA-6 MAN 1 Lamongan ini tidak sendirian dalam melakukan testimoni. Vrisca tampil bersama Annisa Anjani yang juga diterima Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) tahun 2018. Di hadapan para siswa kelas XII MAN 1 Lamongan berjumlah 397 siswa, Vrisca dan Anjani menyampaikan lika-liku bisa menembus PTN ternama di Jawa Timur.
“Yang penting jangan mudah putus asa. Saya sendiri awalnya juga sempat ditolak SNMPTN dan SPAN-PTKIN,” ungkap Vrisca Aruni Salsa di hadapan adik kelasnya disaksikan Kepala Kemenag Lamongan Sholeh AZ dan Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh di acara Expo Campus Careerday MAN 1 Lamongan.
Vrisca mengaku kegagalan tersebut sempat membuat dirinya down. Namun, lanjut Vrisca, dirinya mengaku beruntung karena memiliki keluarga yang terus memberi dukungan. “Orang tua bilang jangan putus asa, dan diminta terus melangkah karena kalau sudah rizky tidak akan kemana,” ucap Vrisca mengenang.
Kepada adik-adiknya, Vrisca juga memberikan nasihat agar tidak mudah bersikap minder untuk bisa masuk ke fakultas kedokteran. Dikatakan, dirinya dulu juga tergolong anak biasa-biasa saja dibanding teman-temannya. “Terus terang, saya bukan tergolong anak paling pintar. Tapi saya punya keinginan untuk kuliah dan alhamdulillah bisa masuk kedokteran,” ucap dia.
Bagaimana rahasianya? Vrisca mengaku tidak ada rahasia. Dirinya hanya menyarankan untuk tidak lupa berikhtiar dan berdoa serta tawakal pada Allah SWT. Dan tidak kalah pentingnya adalah meminta doa restu kepada kedua orang tua. Bagi dia, itu yang penting karena kalau hanya berjuang atau ikhtiar semata, tidak cukup karena perjuangan bukan hanya milik diri kita sendiri, tetapi juga milik ribuan anak yang ingin masuk ke perguruan tinggi.
“Jadi, ikhtiar, doa, dan tawakkal harus seimbang. Tuhan itu tahu apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Terus berjuang dan berdoa. Apapun hasilnya, berarti itu yang terbaik,” ucap dia.
Sementara itu, Annisa Anjani menambahkan ada beberapa trik yang bisa ditempuh untuk bisa masuk ke PTN. Bagi Anjani, berjuang itu merupakan hal keniscanaan yang harus dilalui oleh semua anak yang ingin masuk ke PTN. “Tapi berjuang ada caranya dengan melihat nilai dan mengukur perguruan tinggi yang mau dituju. Dan tidak kalah pentingnya adalah memasukkan semua sertifikat juara lomba yang kita miliki,” kata Anjani.
Dan tidak kalah pentingnya, lanjut dia, semua dilakukan dengan keyakinan tinggi. Untuk memiliki rasa yakin yang tinggi, dirinya menyarankan untuk terus berdoa kepada Allah SWT agar diberi keyakinan karena bisa menentukan yakin tidaknya adalah Allah SWT. “Jangan lupa juga minta restu pada orang tua kita. Doa dan dukungan guru-guru kita juga penting. Karena di tengah jalan mesti ada kendala, dan doa-doa mereka ituah yang akan jadi solusinya,” ucap dia.
Testimino mereka mendapat respon dari adik-adik kelasnya yang hadir. Salah satunya Eva Nurwena Wati. Kepada kakak kelasnya, Eva menanyakan mengenai trik masuk ke perguruan tinggi negeri. “Dan apa bisa anak non IPA masuk ke jurusan IPA?” tanya Eva (roudlon)