Lamongan-Slogan Madrasah Hebat Bermartabat terus digelorakan di wilayah Lamongan. Di antara yang aktif menggelorakan adalah Pengawas Madrasah Kemenag Lamongan, Sarjono. Mantan Waka Kurikulum MAN Babat Lamongan ini terus aktif membina madrasah-madrasah binaannya, termasuk MAN 1 Lamongan agar jadi madrasah hebat sebagaimana slogannya.
“Lembaga madrasah jangan hanya bagus dari sisi fisik saja, tetapi bagaimana madrasah itu menghasilkan output berkualitas tinggi,” tegas Sarjono berapi-api ketika diundang untuk memberikan sosialisasi terhadap aplikasi supervisi akademik K-13 terbaru pada team auditor MAN 1 Lamongan, Sabtu (23/2/2019).
Sarjono mengaku prihatin dengan lembaga-lembaga pendidikan yang hanya mengedepankan fisik dan slogan semata seolah-olah menjadi lembaga hebat. Padahal, lanjut Sarjono, faktanya jauh dari kenyataan. “Buat apa jadi madrasah bagus hanya gaungnya saja, tetapi outputnya rendah?” sindir Sarjono yang juga pengawas pada MAN 1 Lamongan ini.
Dikatakan, ukuran bagus tidaknya sebuah lembaga pendidikan adalah pada output siswa yang dihasilkan, bukan diukur dari seberapa hebat gurunya, apalagi hanya dilihat dari seberapa megah gedungnya. “Buat apa guru-gurunya lulusan doktor atau S-2 misalnya, tapi outputnya rendah. Pendidikan bukan dilihat dari kualitas gurunya, tetapi bagaimana kualitas outputnya,” tegas dia. “Apapun bentuk lembaga pendidikannya, kalau outputnya bagus, pasti lembaga itu bagus,” tambah dia.
Untuk itu, pihaknya mendorong pada MAN 1 Lamongan untuk benar-benar memperhatikan kualitas output, bukan pada lainnya. Dan untuk menghasilkan output berkualitas, tambah dia, salah satunya bisa dilakukan dengan memperkuat kegiatan supervisi akademik. Bagi tutor nasional ini, supervisi akademik merupakan bagian dari upaya untuk menghasilkan output yang baik.
“Supervisi bukan hanya untuk gaya-gaya-an, tetapi untuk mengukur dan mengawal proses pembelajaran. Supervsi juga bukan untuk menvonis baik buruknya guru apalagi jadi ajang untuk menghakimi guru,” tutur dia mengingatkan.
Karena, lanjut dia, substansi dari kegiatan supervisi pada dasarnya adalah untuk melakukan pemetaan. Hasilnya akan bisa dijadikan sebagai pijakan untuk rencana membuat program ke depannya. Kalau misalnya ada guru yang lemah dalam hal penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), kata dia, maka bidang itu yang harus ditindaklanjuti dengan diberi solusi.
“Kalau hasil supervisinya ternyata diketahui lemah dalam metode pembelajaran misalnya, ya bidang itu yang ditindaklanjuti dan diberi solusi, bila perlu solusi dalam bentuk diklat,” ucap dia.
Karena itu, lanjut dia, dirinya membuatkan perangkat aplikasi supervisi akademik untuk bisa dipakai dalam membantu kegiatan supervisi. Aplikasi ini, kata dia, sangat membantu karena kegiatan supervisi bisa berjalan mudah tanpa ribet. Guru yang disurvei juga akan merasa dimudahkan. Dia yakin bila kegiatan supervisi dilakukan secara countinue, maka kedepannya tidak ada lagi ada guru kesulitan dalam mengajar. Dan ujung-ujungnya, lanjut dia, outputnya akan luar biasa.
Disampaikan, pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan genarasi hebat. Mereka akan jadi generasi yang akan mengisi dan mewarnai kehidupan di masa depan.“Dan apa yang akan mereka lakukan pada 10-20 tahun ke depan, itu dari campur tangan kita hari ini dalam membentuk mereka. Itulah yang jadi perhatian kita karena sangat penting,” tegas dia.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh menyampaikan rasa terima kasih pada Pengawas Sarjono atas kesediaannya memberikan ilmunya kepada team auditor MAN 1 Lamongan. “Saya juga berharap Pak Sarjono mau menyediakan waktunya lagi membina semua guru di sini. Kita akan adakan pertemuan yanag dihadiri semua guru,” kata Akhmad Najikh. (roudlon)