WORKSHOP: Dari kiri: Direktur SKS MTs Negeri 1 Lamongan Suparto, M.Pd, Waka Sarpras Edi Susianto, M.Pd, narasumber Roudlon, S.Ag, M.Pd, Waka Kurikulum Heri Susanto, M.Pd, dan Waka Humas Masruroh, S.Pd
Lamongan-Bukan hanya MAN 1 Lamongan, MTs Negeri 1 Lamongan juga ingin mengikuti jejak menerapkan program Sistem Kredit Semester (SKS). Berbagai upaya pun dilakukan untuk bisa mendapatkan payung hukum Surat Keputusan sebagai madrasah program SKS. Selain buat surat pengajuan ke pusat, para gurunya juga disiapkan untuk punya kemampuan menyusun Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) sebagai syarat mutlak madrasah program SKS.
Kegiatan penyusunan UKBM digelar, Senin (11/3/2019) dengan menggandeng guru dari MAN 1 Lamongan, Roudlon, S.Ag, M.Pd. Kegiatan dipusatkan di gedung laboratorium bahasa MTs Negeri 1 Lamongan, diikuti 45 guru dari 105 guru MTs Negeri 1 Lamongan. “Kami ucapkan selamat pada guru yang terpilih ikut kegiatan penyusunan UKBM ini,” kata Waka Kurikulum MTs Negeri 1 Lamongan, Heri Susanto, M.Pd dalam sambutannya pada kegiatan Workshop Penyusunan UKBM.
Sementara itu, Direktur SKS MTs Negeri 1 Lamongan, Suparto, M.Pd menyatakan memang tidak sema guru diajak. Dikatakan, pihaknya hanya melibatkan 45 guru dari 105 guru yang ada. Mereka merupakan perwakilan masing-masing guru mapel. Diharapakan, para guru yang dilibatkan dalam worlshop ini bisa menularkan ilmunya ke guru yang tidak ikut workshop.
“Mudah-mudahan, semua guru bisa menyusun UKBM, sehingga madrasah bisa menerapkan pembelajaran dengan menggunakan UKBM,” harap Suparto.
Kepada para peserta worshop, Roudlon menyampaikan bahwa menyusun UKBM sebenarnya tidak susah. Guru mapel SKI inipun membuktikan pernyataannya, dengan memberikan panduan teori singkatnya mengenai UKBM. Setelah diberikan gambarannya, Roudlon lalu menyodorkan template UKBM, yang bisa diisi mapel apapun karena sudah memuat sistematika dan contohnya.
“Yang masih bingun, tidak usah risau. Buka saja template yang sudah saya berikan di file, dan mari kita isi bersama-sama sambil kita praktik,” ajak Roudlon seraya membimbing untuk menyusun UKBM tahap demi tahap.
TETAP SEMANGAT: Para peserta workshop penyusunan UKBM MTs Negeri 1 Lamongan masih terlihat semangat dalam mengikuti kegiatan hingga siang hari
Menurut dia, memang masih ada guru yang bingun membuat UKBM, bukan karena tidak bisa, tetapi lebih karena belum-belum pikirannya sudah membayangkan yang besar dan tidak mungkin. Apalagi, lanjut dia, ditambah dengan asupan teori yang terlalu banyak mengenai UKBM. “Kalau ada bapak ibu guru sudah punya teori mengenai UKBM sebelumnya, tolong lupakan dulu. Bukan saya menyusuh melupakan ilmu yang dahulu, tapi itu biasanya bikin bingung,” terang dia mengarahkan.
Para guru akhirnya mengiikuti satu per satu arahan dan tahapan yang diarahkan Roudlon. Mereka mula-mula melakukan pemetaan KD, terus dilanjut menentukan alokasi waktu, dan analisa KD dan IPK, dan baru menyusun UKBM. “Kenapa semua itu dibuat dulu, karena kalau langsung menyusun UKBM, pasti akan bingung dan frustasi,” aku dia.
Para peserta mulai mengikuti dan menikmati bahkan akhirnya semangat menyusun UKBM. Bahkan, setelah sholat dhuhur, mereka serentak masuk kembali dan menyusun UKBM masing-masing mapel yang diampuhnya. Mereka mengaku senang karena bukan hanya bisa mengetahui cara menyusun UKBM, tetapi juga bisa tahu cara merumuskan IPK sesuai sistem klasifikasi Taksonomi Bloom, membuat peta konsep, hingga membuat dan membedakan soal HOTS. Meski begitu, masih ada juga yang masih kebingungan.
“Kalau sudah faham dan bisa buat UKBM kan enak. Kalau sudah bisa, silakan dikembangkan sendiri, kan model UKBM banyak,” tutur dia seraya menunjukkan beberapa contoh UKBM versi lain.
Diakui, kegiatan workshop yang digelar MTs Negeri 1 Lamongan ini merupakan terobosan luar biasa. Karena, UKBM sekarang ini sudah menjadi kebutuhan bagi guru dalam proses pembelajaran terhadap anak didiknya. Dengan UKBM, guru sangat terbantu mendidik dan mengarahkan anak didikknya memahami materi sesuai Kompetensi Dasar (KD) dengan cepat. Selain itu, dengan UKBM, guru juga bisa mengarahkan proses pembelajaran dengan kecakapan abad 21 bernuansa HOTS sesuai harapan pemerintah saat ini. (roudlon)