Rabu, 11 Des 2024
  • VISI MAN 1 LAMONGAN : "MADRASAH UNGGUL DALAM PRESTASI, TERAMPIL, BERAKHLAKUL KARIMAH DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN”

The Power of Guyub ala Guru MAN 1 Lamongan

Share Agar Bermanfaat!!

GUYUB: Para guru MAN 1 Lamongan makan bersama di atas daun pisang yang digelar sepanjang tujuh meter penuh dengan nuansa guyub dan kekeluargaan

Lamongan-Trend positif MAN 1 Lamongan memang terus naik. Banyak kalangan luar sangat penasaran dengan madrasah di kota Soto pimpinan Akhmad Najikh ini. Apalagi dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2019, MAN 1 Lamongan tercatat menduduki rangking pertama yang berhasil meloloskan siswa paling banyak ke PTN-PTN di antara madrasah lainnya di Jatim.

Banyak yang penasaran. Paling tidak, banyak yang ingin datang melakukan studi banding dan research. Terakhir, MAN Bondowoso tetap ngotot studi banding meski sudah beberapa kali dicanceal, sehingga dijadwalkan akan diterima 13 April 2019. Apa yang unik dan istimewa dari MAN 1 Lamongan?

Potret MAN 1 Lamongan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan madrasah dan sekolah lain di Jawa Timur. Cuma ada yang melekat pada MAN 1 Lamongan, terutama para gurunya, yakni tradisi yang terus ingin dibangun dengan nuansa guyub dan penuh kekeluargaan. Itu juga yang terlihat, Rabu (27/3/2019). Spontanitas, para guru membuat acara makan bersama di atas daun pisang sepanjang tujuh meter.

Ide makan bersama di atas daun pisang ini muncul secara spontanitas. Para guru, terutama para ibu guru awalnya berbincang ringan soal masakan. Perbincangan terjadi di tengah kegiatan rutinitas mereka selama di madrasah. Inilah hebatnya guru MAN 1 Lamongan. Padahal, hari-hari ini menjadi hari-hari sibuk bagi mereka. Selain menjalani kegiatan rutinitas proses belajar, mereka juga masih disibukkan menggelar kegiatan bimbingan UTBK SBMPTN bagi siswa kelas XII, dan kegiatan supervisi guru di masing-masng kelas. Rupanya, berbagai kegiatan itu sudah menjadi menu biasa sehari-hari dan tidak menjadi beban.

FILOSOFI DAUN PISANG : Dengan penuh guyup dan kekeluargaan, para guru MAN 1 Lamongan makan bersama di atas daun pisang yang digelar sepanjang tujuh meter

Di tengah kesibukan itu, mereka melakukan perbincangan ringan. Dari perbincangan ringan itulah, kemudian muncul keinginan memadukan konsep masakan dari satu guru dengan guru lain. Akhirnya bersambut dan tanpa disadari terjadi kerja kelompok. Sehari sebelumnya, para ibu guru berkumpul untuk meracik bersama dan memadukan resep masakan dengan bahan-bahan yang ada. Tampak di antaranya Fitriah Kusuma, Alifatuz Zamzami, Yullatifa, Isrowiyah, Lizza Avivah, Nur Fadlilatin, Muyasaroh Thoha, Siti Khofilah, dan ibu guru lainnya sibuk meracik dan menyiapkan bahan masakan.

“Tangan saya sampai gatal-gatal semua,” aku Fitriah Kusuma sambil menceritakan hebahnya dirinya memasak salah satu menu di rumah yang dipasrakan ke dirinya untuk dipakai makan bersama.

Setelah semua menu terkumpul, para guru kemudian menggelar spanduk besar untuk dipakai sebagai alas makan bersama. Meski menggunakan lantai ruang guru, semua disetting steril, sehingga bisa dipakai makan bersama. Di atas spanduk yang bersih itu baru dilapisi daun pisang. “Daun pisang ini tidak sekedar daun pisang. Daun pisang punya filosofi tinggi, ini yang jadi alasan kenapa kita memakainya untuk acara ini selain karena bersih,” terang Fitriah Kusuma dengan gaya inteleknya.

Guru olahraga ini lalu menjelaskan bahwa pohon pisang itu tidak mau berhenti sebelum berbuah. Ia ingin kehadirannya memberi manfaat sebelum ajal menjemputnya. Tidak sekedar itu, pohon pisang juga terus mempersiapkan generasi-genarasi penerusnya meski ditebas. Tunas-tunas muda inilah yang akan meneruskan tugasnya memberi manfaat kebaikan pada siapapun yang memetik buahnya. Bagi dia, semangat pohon yang selalu ingin memberi manfaat kepada siapapun bisa dijadikan renungan dan inspirasi bersama.

“Dan soal menu, memang sederhana, tapi sudah membuat kita bahagia. Dan yang lebih penting adalah kebersamaannya,” ucap dia merendah. Inilah gaya Fitriah, merendah untuk meroket. (roudlon)

ENAK TENAN…..: Bapak-bapak juga tidak mau kalah. Mereka juga ikut makan bersama di atas daun pisang yang digelar di kantor guru penuh kekeluargaan


Share Agar Bermanfaat!!
KELUAR