Ya, beginilah hebohnya kegiatan lomba yang digelar Dharma Wanita Persatuan MAN 1 Lamongan. Maklum, yang menggelar kegiatan adalah ibu-ibu Dharma Wanita,sementara para pesertanya adalah bapak-bapak. Materinya, lomba memasak. Maka sudah bisa dibayangkan, ada-ada saja hal lucu selama perlombaan berlangsung.
Bahkan, ada peserta dari bapak-bapak yang sudah siap memasak dan sudah memasukkan bahan-bahanya ke dalam wajan. Bumbunya juga sudah ikut dimasukkan ke dalam wajan. Eh nggak tahunya, kompornya belum dinyalakan. “Ya, pantes saja, nggak matang-matang. Lha wong kompornya belum nyala,” celetuk salah satu karyaman MAN 1 Lamongan Masruchah yang juga Bendahara Komite MAN 1 Lamongan sambil tertawa terbahak-bahak karena tak kuat menahan kelucuahan tingkah bapak-bapak.
Kegiatan ini sendiri digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini. Acara dipusatkan di aula MAN 1 Lamongan, Kamis (18/4/2019). Para peserta yang hadir bukan hanya para guru MAN 1 Lamongan, tetapi juga istri guru MAN 1 Lamongan yang tergabung dalam Dharma Wanita MAN 1 Lamongan.
Sebelum kegiatan dimulai, Ketua Dharma Wanita Peesatuan MAN 1 Lamongan Hanifah Akhmad Najikh berpesan banyak hal. Salah satunya, mengajak menyiapkan diri menyambut bulan suci ramadhan. “Saya juga ingin mengingatkan untuk puasa nisfi sya’ban. Ibu-ibu pasti bisa, dan muda-mudahan diberi kesehatan untuk menjalankannya,” pesan istri orang pertama MAN 1 Lamongan ini.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh menyampaikan bahwa dalam diri wanita terdapat tiga dimensi kehidupan. Pertama, lanjut Akhmad Najikh, wanita sebagai istri. Kedua, wanita sebagai ibu. “Dan ketiga, wanita sebagai pahlawan seperti Raden Ajeng Kartini, beliau merupakan seorang pahlawan wanita hebat,” tegas Akhmad Najikh.
Wanita sebagai istri, kata dia, itu akan tercermin dari kehidupan rumah tangganya. Bila para suami pantai memasak misalnya, kata dia, maka itu cerminan istri tersebut sangat bagus dan luar biasa karena mampu membimbing suaminya bisa memasak seperti istrinya. “Sehingga, kalau nanti misalnya kalau ditinggal kerja, maka suami bisa menggantikan. Lha, di lomba ini nanti akan kelihatan, bapak-bapaknya bisa masak atau tidak,” ujar dia.
Dan wanita sebagai ibu, kata dia, juga menjadi peran sangat penting. Mengingat, ibu adalah sosok pendidik utama bagi anak-anaknya. Baik-buruknya pendidikan anak akan sangat banyak dipengaruhi oleh ibunya yang membimbing. “Dan wanita tidak harus hanya menjadi istri dan ibu, tetapi juga bisa sekaligus menjadi pahlawan seperti Ibu Kita Kartini,” jelasnya. (roudlon)