Lamongan-Kiprah MAN 1 Lamongan rupanya memberikan daya Tarik tersendiri bagi sejumlah pihak, termasuk Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Bahkan lembaga pimpinan Seto Mulyadi tersebut ingin tahu lebih jauh dan dalam mengenai keberadaan MAN 1 Lamongan dengan menerjunkan tim asesornya, Kamis (10/12/2020). Tim asesor LPA tersebut datang ke MAN 1 Lamongan dipimpin Gus Khosi’in Voca Brenggolo untuk melihat sejauhmana MAN 1 Lamongan, apakah layak ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA) atau tidak.
Kedatangan (visitasi) tim asesor dari LPA tersebut disambut Kepala MAN 1 Lamongan Drs Akhmad Najikh, M.Ag didampibgi Ketua Tim Ramah Anak MAN 1 Lamongan Shohibul Muhtadin dan jajaran pimpinan madrasah. Di hadapan mereka, Akhmad Najikh menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas apresiasi dan perhatian LPA terhadap madrasah yang pimpinnya. “Kami mohon madrasah kami dinilai apa adanya tanpa harus direka-reka karena bagi kami, label ini adalah untuk istiqomah (konsistensi dan keberlanjutan) ke depannya, sehingga bila ada yang kurang bisa kita perbaiki,” ucap Najikh.
Disampaikan bahwa MAN 1 Lamongan telah mendapat banyak label atau predikat dari sejumlah instansi dan semuanya tertuang dalam Surat Keputusan (SK). Selain ditunjuk sebagai madrasah keterampilan plus, MAN 1 Lamongan juga ditetapkan sebagai madrasah SKS (Sistem Kredit Semester), juga dapat predikat sebagai madrasah literasi, adiwiyata, hingga madrasah ISO. “Madrasah kita banyak dapat label yang harus dilaksanakan sebagai bentuk tanggungjawab dan hari ini ada penilaian madrasah ramah anak dengan instrumen yang ada. Insyaallah apa yang jadi persyaratan akan kita penuhi, kita tunjukkan,” tegas Najikh.
Baca juga : Auditor ISO Sebut MAN 1 Lamongan Jadi Pioner Madrasah
Sementara itu, ketua tim asesor LPA, Gus Khosi’in Voca Brenggolo mengaku senang melihat keberadaan MAN 1 Lamongan. Gus Khosi’in mengaku punya indicator tersendiri di dalam melihat sebuah lembaga pendidikan, apalagi setelah melihat keberadan ma’had dan kebiasaan sholat, khususnya sholat dhuha di MAN 1 Lamongan. “Saya yakin kecerdasan komplek akan terbuka dengan dibukanya kecerdasan spiritual. Saya yakin dengan adanya ma’had dan sholat dhuha, sudah cukuplah, pasti madrasah ini layak sebagai sekolah ramah anak, apanya lagi yang kurang,” aku Gus Khosi’in apa adanya.
Baca juga : MAN 1 Lamongan Dapat Penghargaan Adiwiyata Mandiri
Namun begitu, lanjut dia, pihaknya bukan berarti tidak percaya pada MAN 1 Lamongan untuk ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak, namun pihaknya butuh bukti dokumen yang bisa menguatkan hal tersebut. Pihaknya akan melihat dan menilai dengan berpedoman pada delapan standard pendidikan sebagaimana diatur dalam Standard Nasional Pendidikan (SNP). “Kami ingin tahu dokumen-dokumennya,” tutur Gus Khosi’in yang juga perumus draf Undang-undang (UU) Perlindungan Anak ini.
Lebih jauh, Gus Khosi’in berharap MAN 1 Lamongan masuk kriteria sebagai Sekolah Ramah Anak bahkan bisa mewakili Provinsi Jawa Timur di tingkat nasional sebagai sekolah unggulan ramah anak. Dirinya mengaku sangat berharap pada MAN 1 Lamongan, apalagi setelah keliling mengunjungi sekolah dan madrasah di Jawa Timur, dirinya merasa lebih nyaman dengan MAN 1 Lamongan. “Kebetulan kami ini juga ikut terlibat dalam draf Undang-undang perlindungan anak, mudah-mudahan MAN 1 Lamongan bisa. Semoga hari ini jadi starting point untuk kemajuan MAN,” tegasnya. (roudlon)