Lamongan-Kepercayaan sejumlah pihak untuk menujuk MAN 1 Lamongan sebagai pilot project Sekolah Ramah Anak (SRA) memang tidak salah. Paling tidak, itu terlihat dari komitmen kalangan civitas akademika MAN 1 Lamongan untuk menjadikan madrasah ini benar-benar ramah anak. Bahkan, Senin (22/11/2021), seluruh komponen madrasah melakukan Deklarasi Sekolah Ramah Anak di gedung aula.
Menariknya, deklarasi yang langsung dipimping Kepala MAN 1 Lamongan Drs Akhmad Najikh, M.Ag itu disaksikan langsung Kepala Kemenag Lamongan, Fausi, SE, MHI, M.PdI. Tidak mau ketinggalan, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Lamongan, Drg Fida Nuraida, M.Kes juga ikut datang menyaksikan deklarasi tersebut. Tampak hadr juga fasilitator sebagai perwakilan dari KSKK Kemenag RI, Bekti Prastyani juga ikut hadir menyaksikan momentum acara tersebut.
Kehadiran sejumlah pihak tersebut dimanfaatkan MAN 1 1 Lamongan untuk juga sekaligus mengeglar Bimtek Sekolah Ramah Anak (SRA). Kegiatan bimtek yang dipusatkan di aula tersebut dikemas sebagai Bimtek Konvensi Hak Anak dan Satuan Pendidikan Ramah Anak dalam Percepatan Menuju Satuan Pendidikan Ramah Anak di Lingkup MAN 1 Lamongan. Perwakilan dari KSKK Kemenag RI, Bekti Prastyani yang hadir didaulat sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut. Rencananya, kegiatan akan digelar hingga 25 Noveber 2021 ke depan.
Bersama seluruh komponen MAN 1 Lamongan, Akhmad Najikh membacakan deklarasi sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA). Ada enam poin dibacakan diikuti seluruh komponen dengan suara lantang untuk dilaksanakan. Keenam point itu adalah: Pertama, mewujudkan satuan pendidikan ramah anak yang berkomitmen memenuhi hak dan melindungi peserta didik selama mereka di satuan pendidikan. Kedua, melaksanakan disiplin tanpa kekerasan dan merendahkan martabat peserta didik. Ketiga, semua orang dewasa akan memberikan teladan yang baik untuk peserta didik.
Keempat, peserta didik menjadi duta satuan pendidikan ramah anak dan orang dewasa di satuan pendidikan menjadi orang tua dan sahabat anak. Kelima, menciptakan madrasah bebas dari vandalisme kekerasan fisik dan non-fisik. Keenam, menciptakan lingkungan madrasah yang menyediakan makanan sehat, infirmasi layak anak (bebas pornografi dan pornoaksi), kawasan tanpa asap rokok, kawasan tanpa NAPZA aman berencana dan mencegah anak dari radikalisme serta perlakuan salah lainnya.
“Kegiatan deklarasi ini merupakan bentuk komitmen kita, mari kita laksanakan bersama dengan penuh komitemen. Kita tunjukkan sebagai insan kamil. Mudah-mudahan Allah Swt memberkahi kita semua,” ajak Akhmad Najikh.
Sementara itu, Kepala Kemenag Lamongan, Fausi, SE, MHI, M.PdI menegaskan bahwa deklarasi ini merupakan bentuk penguatan komitmen karena sebelumnya MAN 1 Lamongan telah ditunjuk sebagai pilot project Sekolah Ramah Anak di Jawa Timur. Disampaikan, selain MAN 1 Lamongan, empat madrasah lain yang juga ditunjuk sebagai pilot project SRA adalah madrasah Bangkalan, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya.
“Karena MAN 1 Lamongan menjadi salah satu pilot project, maka MAN 1 Lamongan harus jadi contoh madrasah lain,” tegas Fausi.
Bagi Fausi, sekolah ramah anak adalah lembaga yang mampu menjaga kondusivitas bagi anak, sehingga anak benar-benar kerasan berada di madrasah dan mendapat perlindungan. Dan untuk bisa mewujudkannya, menurut dia, kuncinya adalah pada pribadi bapak/ibu guru semua. Karena itu, pribadi bapak/ibu guru perlu dibangun agar merasa sejahtera. Tetapi dirinya melihat bahwa ukuran kesejahteraan itu bukan hanya dari segi materi semata, tapi juga secara bathiniah. Dan bila bathiniahnya tidak sejahtera, maka akan sagat rawan dibawa ke lingkungan madrasah dan anak didiknya bisa-bisa akan terkena dampaknya. “Makanya, ini yang harus kita perhatikan bersama,” ucap dia.
Beliau lalu memberikan gambaran mengenai hasil survei terkait guru belakangan ini. Menurut dia, ada hasil survei miris terkait dengan fakta mengenai guru karena ternyata tingkat perceraian di kalangan guru itu sangat tinggi belakangan ini. Padahal dari sisi pendidikan, tingkat pendidikan guru terus meningkat, tapi peningkatan pendidikan ternyata tidak berjalan selaras pembagnan pribadi yang kokoh, pribadi yang sejahtera. “Maka, sejahterakan di keluarga dulu, insyaallah kalau sudah baik, maka di madrasah juga jadi baik. Jadi, kuncinya ada pada pribadi bapak/ibu semua,” tutur dia.
Di akhir sambutannya, Fausi mengajak seluruh stackholder MAN 1 Lamongan untuk menciptakan situasi nyaman untuk benar-benar menjadi sekolah ramah anak. Dan ukuran sekolah ramah anak itu bukan hanya terletak pada gedung semata, tetapi juga pada sumber daya manusia (SDM) yang akan di lingkungan MAN 1 Lamongan. “Mari kita ciptakan madrasah ini benar-benar sebagai sekolah ramah anak. Jangan sampai penunjukan pilot project hanya dibacakan, tetapi juga dilaksanakan,” pinta dia.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Lamongan, Drg Fida Nuraida, M.Kes menyampaikan bahwa program sekolah ramah anak ini bukan berari mmembangun sekolah baru, tetapi memaksimalkan sekolah yang ada agar ramah anak. “Dan ini sesuai dengan program program menteri untuk memerdekakan belajar,” tutur dia.
Dia berharap semua komponen mendukung untuk wujudkan sekolah ramah anak. Dirinya juga berharap kegiatan deklarasi ini menjadi pemicu dan tidak hanya berhenti di sini saja untuk mewujdukan sekolah ramah anak. (roudlon)