Lamongan-Kemenag RI tampaknya terus memberikan perhatian serius terhadap pelaksanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) bagi madrasah-madrasah. Bahkan melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan Kesiswaan Madrasah (KSKK), Kemenag RI terus membuat kebijakan dan mematangkan di tataran implementasinya. Termasuk tidak henti-hentinya melakukan evaluasi dan juga pendampingan terhadap madrasah-madrasah penyelanggara program SKS.
Dan MAN 1 Lamongan mendapat perhatian karena ditunjuk sebagai tuan rumah dalam kegiatan mulia tersebut. Selain MAN 1 Lamongan, madrasah lain di Jawa Timur yang ditunjuk sebagai tempat untuk kegiatan Evaluasi dan Pendapingan Penyelenggaraan SKS adalah MAN 2 Kota Madiun, MAN 2 Kota Kediri, MAN 1 Tulungagung, MAN 1 Kota Malang, dan MAN 4 Jombang. Tidak semua madrasah di Jatim direkom menjadi madrasah penyelenggara program SKS. Sesuai data, jumlah madrasah di Jatim yang telah menyelenggarakan program SKS tercatat ada 43 madrasah, baik negeri maupun swasta. Di Lamongan sendiri, tercatat hanya tiga madrasah, yakni MAN 1 Lamongan, MTs Negeri 1 Lamongan dan MTs Terpadu Roudlotul Qur’an.
Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) dipimpi langsung oleh Dr Suwardi, M.Pd dari KSKK Kemenag RI. Beliau didampingi Arif Ridho, S.Sos. Mereka disambut jajaran pimpinan di ruang pertemuan. Tampak hadir, Kepala MAN 1 Lamongan Nur Endah Mahmudah, S.Ag, M.Pd.I, Waka Kurikulum Suminto, M.Pd, Waka Humas Suparno, S.Ag bersama tim Program SKS MAN 1 Lamongan, juga jajaran pimpinan dari MTs Negeri 1 Lamongan, MAN 1 Bojonegoro, dan MTs Roudlotul Qur’an. Hadir juga Kasi Pendma Kemenag Lamongan H. Masduki Yasin, M.Pd.
Baca juga : Telurkan Karya Buku, Alumni MAN 1 Lamongan Diundang Khusus Bupati
Dalam kesempatan itu, Dr Suwardi menyampaikan banyak hal terkait program SKS termasuk kebijakan-kebijakan Kemenag pusat. Suwardi juga menegaskan bahwa Kemenag memiliki kewenangan di dalam mengembangkan kurikulumnya sendiri. Makanya, lanjut dia, struktur kurikulum di madarsah menjadi berbeda dengan struktur kurikulum sekolah. “Ini kita lakukan dalam rangka mengembangkan madrasah unggul, sesuai dengan kekhasan madrasah masing-masing,” tegas Suwardi.
Sehingga, tambah dia, di sejumlah wilayah muncul sejumlah madrasah unggul sesuai dengan kekhasan masing-masing, ada madrasah keterampilan, madrasah riset, juga yang lain. Dan itu, kata Suwardi, ada payung hukumnya, tidak ada regulasi yang dilanggar. Dirinya melihat, dengan model pengembangan seperti ini diharapkan muncul kreativitas dan inovasi pendidikan di madrasah sesuai dengan potensi madrasah yang ada. “Dan di situnya ruhnya pendidikan sebenarnya, di situlah merdeka belajar itu ada,” ujar dia.
Suwardi ingin memberikan ilustrasi sederhana dalam mengembangkan pendidikan di madrasah sama seperti warung. Menurut dia, setiap warung tentu punya kreativitas dan inovasi sendiri-sendiri dalam mengolah masakannya. Ibarat sebuah warung, lanjut dia, madrasah tidak masalah memiliki resep berbeda dengan madrasah lain. “Silakan madrasah mau masak apa, dan tentunya dokumen kurikulum-nya juga pasti bedalah, nggak papa,” tutur dia memberi semangat.
Karena itu, kata dia, Kemenag RI menggencarkan program SKS bagi madrasah adalah bagian dari ijtihad untuk melahirkan model Pendidikan seperti itu. Disampaikan bahwa program SKS adalah layanan pendidikan sesuai bakat dan minat anak. Konsep pembelajarannya adalah individual karena prinsip layanan SKS memang individual maju berkelanjutan, melatih anak bisa mandiri dalam belajar. “Maka guru harus menyiapkan belajar mandiri, guru harus menyiapkan UKBM,” tegas dia mengingatkan.
Baca juga : Auditor ISO Sebut MAN 1 Lamongan Jadi Pioner Madrasah
Bagi dia, program SKS ini akan bisa berjalan maksimal bila ada kegiatan pendampingan di dalamnya. “Jadi, kuncinya pendampingan. Kalau pendampingannya optimal, maka hasilnya optimal. Mau pakai model macam apa pun, insyaallah hasilnya akan maksimal,” tegas dia
Sementara itu, Kepala MAN 1 Lamongan Nur Endah Mahmudah, S.Ag, M.Pd berharap MAN 1 Lamongan sebagai penyelenggara program SKS betul-betul mampu melayani dan memberikan alternatif pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dalam belajar. “Sehingga mereka belajar merasa nyaman dan enjoy karena sudah sesuai kemampuan dan minatnya,” harap Nur Endah Mahmudah yang juga mantan Kepala MTs Negeri2 Lamongan ini. (roudlon)
Foto-foto : Arif Syamsuddin