Lamongan-Siswa MAN 1 Lamongan kembali mengukir prestasi. Bahkan dalam event Indonesian Science Project Olimpiade ISPO 2021, siswa MAN 1 Lamongan berhasil tembus final dan mendapatkan medali perak 1 juga honorable mention 2. Bahkan atas prestasinya itu, siswa MAN 1 Lamongan dinyatakan berhak mewakili siswa Indonesia ke Hongkong. Mereka adalah Amaliya Putri (XI MIPA 1) dan Ratna Eka Wulandari (XI MIPA 2).
“Alhamdulillah, keduanya berhasil mendapat medali perak dan mewakili ke Hongkong,” ucap Pembina KIR MAN 1 Lamongan, Siti Khofilah, M.Pd dengan bangga.
Selain dua siswa tersebut, siswa MAN 1 Lamongan yang ikut dalam lomba tersebut juga berhasil mendapat gelar honorable Mention atas nama Kholilah Dwi Kartikadesi (XI MIPA 2), Evi Wiyanti (XI MIPA 2), Jasmine Suci F (XI MIPA 5), dan Liza Ayu Dwi K (XI MIPA 5).
Prestasi yang diraih siswa MAN 1 Lamongan ini tergolong istimewa. Jasmine Suci Firdausy dan Liza Ayu Dwi Kharisma yang mendapatkan prestasi tersebut menuturkan lika-likunya untuk sharing kepada teman-temannya. Menurut mereka, ada lika-liku cerita perjuangannya sampai meraih honorable mention pada lomba ISPO.
Dituturkan, dimulai saat pemilihan judul untuk lomba ISPO bersama teman-teman, kami awalnya berniat untuk tidak mengikuti lomba ini, dikarenakan judul kami yang kurang menarik. Akan tetapi Bu khofilah meyakinkan kami agar tetap optimis tetap mengikuti lomba ini dengan judul yang kami punya. Awalnya kami ragu dengan judul ini, akhirnya berimbas pada pengerjaan proposal kami yang setengah-setengah sehingga tidak selesai”.
Akan tetapi kita tetap berusaha keras agar pengerjaan cepat terselesaikan. Awalnya judul penelitian kami bukan OMEGA tetapi HTS, pada masa HTS kami tidak pernah lolos seleksi final dari banyak perlombaan. Dari kegagalan tersebut kami pun mengganti judul menjadi OMEGA, dan di sinilah awal dari semuanya. Selanjutnya sempat terjadi perbedaan pendapat antara mentor online kita yang menyuruh ganti mata pelajaran IPA untuk media pembelajaran dengan bu Khofilah yang menyuruh tetap saja, dikarenakan deadline pengumpulan bab 1-3 ISPO sudah mepet.
Akhirnya setelah banyak pertimbangan kami memutuskan mengikuti saran Bu khofilah menggunakan mata pelajaran IPA, dan kami selesaikanlah bab 1-3. Dalam proses pengerjaan bab 1-3 banyak yang harus dikerjakan tapi karena kami tim deadline kami selalu telat dalam mengerjakan bab 1-3. Dan alhamdulillah dengan kesabaran, mentor kami selalu memberikan semangat dan dukungan agar segera mengerjakan,, (Yang buruk jangan diambil ya teman-teman ambil yang baik saja. Hehehe).
Setelah beberapa hari kemudian kami menyelesaikan bab 1-3. Nah dalam pengiriman bab 1-3 ini deadline H-1 waktunya sangat mepet banget dan saat malam hari waktu pengumpulan terjadi masalah jaringan, sehingga mau tidak mau ke warung kopi untuk mencari wifi agar pengiriman bab 1-3 berjalan lancar. Prinsip kami yaitu tetap berdoa agar lolos final akan tetapi Kami nggak pernah berharap agar kami bisa lolos.
Karena bila kami semakin berharap dan ternyata tidak masuk itu akan semakin membuat kita sangat tertekan. Setelah menunggu pengumuman ternyata alhamdulillah kami lolos. Dan ada 9 tim dari MAN 1 LAMONGAN yang lolos. Akhirnya kami melanjutkan dispen, dan dikarenakan pembelajaran daring, meskipun kami mendapat surat dispen kami tetap mengerjakan tugas” yang ada di samping persiapan final ISPO.
Pada lolos finalis ini kami mulai berusaha membagi waktu untuk mengerjakan full paper, poster, menyiapkan aplikasi, dll. ditengah tengah proses kami, ada Tecnichal Meeting atau bimbingan online yang selalu telat kami hadiri dan selalu dimarahin karena kecerobohan kami ini. Dan bisa-bisanya kami selalu santai sedangkan yang lain dengan segenap hati mengerjakan. Karena kebiasaan tim kami yaitu selalu mengerjakan mepet deadline saat pengumpulan full paper dan lain lain.
Pada detik-detik penutupan pendaftaran, untungnya sebelum penutupan sudah terkirim semua walaupun selalu ada banyak tantangan dan rintangan yang kami alami akan tetapi dibalik itu semua selalu ada bantuan yang datang. Meskipun pada pengerjaan proposal kami selalu mepet deadline, kami akhirnya terinspirasi agar melakukan segala sesuatu jauh-jauh sebelumnya agar tidak seperti yang pernah kami alami kemarin-kemarin.
Pada persiapan final kami benar-benar berusaha keras agar memahami hal” tentang penelitian kami, mengingat narasi bahasa inggris kami untuk membuat video, dan menyiapkan pertanyaan sekaligus jawaban yang mungkin ditanyakan juri waktu penjurian nanti. Oh iya teman-teman lomba ini dilakukan secara online melalui via zoom yahh, jadi kami hanya bisa menatap para juri dan peserta melalui layar laptop saja.
Kini tibalah hari H penjurian pada hari Jum’at, setelah lama menunggu sambil deg-degan ternyata penjurian ditunda menjadi besok pagi,, ada rasa kecewa sih tapi tetap bersyukur karena masih ada 1 hari untuk memantapkan materi. Keesokan harinya waktunya penjurian, nah waktu penjurian kami bertepatan dengan adzan dhuhur,, melihat jurinya saja sudah deg-degan parah. Dan kami yang awalnya menahan buang air kecil tiba-tiba saja rasa itu hilang seketika dan berganti dengan rasa nervous.
Pada saat penjurian alhamdulillah kami bisa menjawab semua pertanyaan para juri. Setelah selesai penjurian kami belajar banyak ilmu atas saran dari para juri dan kami pun tidak pernah memiliki penyesalan saat penjurian tadi supaya tidak bersedih jika kita salah menjawab dan berlarut-larut dalam penyesalan. Oh iya kita juga diberi makan 1x sehari mulai hari Jum’at sampai Minggu dan menunya setiap hari berbeda-beda loh, makanannya enak dan tidak pernah mengecewakan!!!
Di hari Minggu yang merupakan pengumuman final, semua teman-teman KIR menunggu hasilnya dilab biologi yang merupakan basement anak” KIR, di tengah-tengah acara ada pengumuman pemenang uang tunai dan pemenangnya adalah teman saya. Setelah beberapa saat, yang pertama kali diumumkan adalah teman kami yang mendapatkan medali silver mereka menangis histeris dan kemudian disusul oleh kami yang mendapatkan honorable mention disitu kami bengong antara percaya dan tidak, kemudian kami pun saling memberikan selamat atas yang kami raih, lalu teman kami yang lainnya juga ternyata ada yang sama mendapat honorable mention juga.
Setelah itu kami foto-foto bersama dan pulang kerumah masing-masing dengan membawa nasi kotak yang dibagikan. Kami bersyukur atas apa yang telah kami dapatkan dan kami menjadikan ini semua sebagai sebuah pengalaman yang langkahh.. Pesan kami buat teman-teman semua, jangan pernah menunda” mengerjakan sesuatu, kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa harus mepet deadline. Tetap berdoa kepada allah. Jangan lupa sholat malamnya agar doa kita mudah diijabah oleh allah. Dan jangan lupa tetap melakukan yang terbaik selama masih bisa. Oh iya jangan pernah merasa pesimis yahh, setiap orang punya potensi dirinya masing”. Bila hari ini gagal jangan takut untuk mencoba lagi yahh.. Sekian dari kami apabila ada kesalahan kata yang menyinggung salah satu pihak kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Peserta lainnya, Kholilah Dwi Kartika Desi dan Evi Wiyanti juga menyampaikan hal serupa. Keduanya menuturkan selama proses penelitian di masa pandemi ini kurang lebih kendalanya sama dengan teman² yang lain, kurang komunikasi, biasanya di KBM efektif sebelum pandemi intensitas bertemu dengan partner juga lebih sering apalagi setelah dinyatakan lolos menjadi finalis, mungkin apabila KBM efekftif, bimbingan KIR juga menjadi lebih intensif.
Dan suatu rezeki dan anugerah bagi kami karena setelah sekian lama mempersiapkan diri bisa dinyatakan lolos dalam finalis, dan tahap finalis ispo 2021 ini merupakan tahap finalis pertama bagi kami dan Penghargaan pertama bagi kami bisa mendapatkan Honorable Mention yang kedua, untuk sukanya sendiri adalah kami mendapatkan banyak sekali ilmu-ilmu baru mulai dari pembuatan proposal hingga menjadi laporan akhir, mendapatkan revisi berulang kali, hingga tahap pembuatan aplikasi yang cukup membuat kami berpikir lebih panjang.
Selain itu kami juga mendapat pengalaman yang cukup banyak seperti bagaimana cara mempersiapkan diri menuju finalis, presentasi, hingga tanya jawab dengan dewan juri. Untuk tantangannya sendiri yaitu selama proses penjurian karena ini merupakan yang pertama kalinya bagi kami setelah sekian lama menyusun karya disini kami mempertanggung jawabkan hasil penelitian kami kepada dewan juri, dibanjiri pertanyaan oleh dewan juri, hingga kritikan dan pujian yang dilontarkan dewan juri semua itu yang paling berkesan bagi kami.
Dan untuk dukanya sendiri kami banyak sekali menghadapi tantangan, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain, sering dispensasi tapi tak menyurutkan semangat belajar kami, hingga sering pulang sore sampai ditanyai ortu karena lembur menyelesaikan laporan akhir dan pembuatan aplikasi, namun duka disini justru memberikan pemikiran baru pada kami untuk bisa memperbaiki diri (introspeksi diri) agar bisa lebih baik lagi kedepannya dan semoga kami bisa meningkatkan lagi prestasi kami serta bisa mengharumkan nama MAN 1 Lamongan menjadi sekolah yang paling unggul diantara yang lain. (roudlon/*)